Gambar seekor lebah besar yang hingga di permukaan bunga diambil dengan kamera inframerah.
Punya warna favorit ternyata menguntungkan. Sebagai manusia, Anda mungkin belum menyadari apa dampak memiliki warna favorit, namun di dunia hewan khususnya koloni lebah hal tersebut sudah terbukti bermanfaat.
Seperti halnya manusia, lebah juga punya warna favorit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lebah besar jenis Bombus terrestris cenderung menyukai warna ungu. Kecenderungan ini sepertinya turun-temurun dan warna ungu mungkin tanda sumber makanan yang melimpah.
Dalam sebuah percobaan, para peneliti mengumpulkan 9 koloni lebah yang hidup liar di bagian selatan Jerman dan menghadapkannya pada bunga buatan berwarna ungu dan biru di laboratorium. Bunga yang ditiru dipastikan dari lokasi lain yang belum pernah dijamah tawon-tawon tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa lebah-lebah dari jenis yang paling banyak ditemui di daratan Eropa tersebut lebih suka mendekati bunga berwarna ungu daripada bunga berwarna biru.
Tawon-tawon tersebut lalu dilepaskan ke kebun bungan aslinya. Sebagain besar tawon yang hinggap di buanga berwarna ungu ternyata masing-masing mengumpulkan lebih banyak nektar dibandingkan lebah yang memilih bunga biru. Hal ini menunjukkan bahwa lebah-lebah tersebut secara insting mengetahui bahwa bunga berwarna ungu menghasilkan nektar lebih banyak.
"Seperti biasa Anda katakan kepada teman, setiap orang memiliki warna favorit, dan sekarang kita menemukan bahwa hal tersebut mungkin bermanfaat," ujar Nigel Raine, ahli ekologi evolusi dari Universitas London, Inggris. Ia melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal online PLoS ONE edisi 20 Juni
Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa beberapa jenis hewan punya warna favorit, bau, dan tanda-tanda lainnya terutama saat memilih pasangan hidup. Namun, belum banyak penelitian yang menunjukkan hubungannya dengan pemilihan sumber makanan.
Temuan Raine menunjukkan bahwa lebah mengembangkan kesukaannya terhadap warna sebanding dengan besarnya kandungan nektar pada bunga-bunga di sekitarnya. Tentu saja, warna ungu dan biru adalah warna bunga yang umumnya paling banyak menghasilkan nektar.
Hubungan ini mungkin juga berlaku pada jenis-jenis hewan lainnya. Misalnya, pada monyet yang mungkin lebih menyukai warna kemerah-merahan agar dapat lebih mudah menemukan buah-buahan di antara kelebatan hutan yang serba hijau.
Fenomena alam ini hanya muncul sehabis hujan. Begitu indah sehingga menginspirasi banyak lagu, dongeng, dan legenda. Tapi dari kacamata sains, pelangi sangat sederhana. Itu cuma fisika optik semata.
Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan.
Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma.
Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.
Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.
Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.
Penelitian Dr. Ahmad Khan Sameer Chouwadhary
Ketika menjejakkan kaki di kantor Dr. Ahmad Khan, perasaan saya berkata, wawancara kali ini bukanlah wawancara biasa. Perasaan ini muncul karena salam penuh semangat Dr. Ahmad Khan. Mata Dr. Ahmad Khan berbinar-binar. Dia seperti sedang menekan kebahagiaan yang luar biasa. Lelaki di hadapan saya bukanlah Dr. Khan yang dikenal rekannya sebagai pria lembut dan pemalu. Dr. Khan yang ini penuh percaya diri dan tenang.
Saya mulai bertanya-tanya pada diri sendiri apakah saya tidak salah mendengar berita yang membawa saya kepadanya? Dr. Khan menuturkan, dia tidak hanya menemukan bukti tentang pengarang Al Qur'an, namun juga 'pengarang' manusia!
Hanya sedikit yang saya ketahui ketika melangkahi pintu lab genetik. Saya tidak mengira, saya akan menemui ilmuwan yang penemuannya akan sehebat Galileo, Newton, atau Einstein. Saya pikir saya akan sekedar mewawancarai perkembangan bukunya tentang genetik dan Islam. Saya merancang pertanyaan sekitar moralitas kloning, sedikit sisipan tentang ilmu genetik, dan bagaimana menempatkan genetik dalam perspektif Islam. Bayangan saya berantakan. Saya ternganga. "Anda bercanda, kan?"
"Tidak! Subhanallah! Tidak!" Dia tertawa sangat lebar sembari menyingkirkan tumpukan kertas di mejanya. Saya menoleh pada dinding kantornya. Kalau tidak karena kaligrafi ayat kursi dan foto keluarga, dinding itu kosong. Tidak ada pertanda ruangan ini ditempati lulusan summa cumlaude dari Duke University. Walau dia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya tertumpah hanya untuk Allah dan penelitiannya. Ijasah dan penghargaan, baginya, sekedar sebentuk kertas.
Pertanyaan yang saya siapkan tidak sesuai lagi. Saya mencoba menggali bagaimana sebenarnya penemuan dan apa sesungguhnya yang dia dapatkan.
"Telah beberapa tahun sejak pendidikan doktoral, saya berpikir tentang kemungkinan adanya informasi lain selain konstruksi polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Setelah satu sholat Jumat, saya mendapatkan gambaran samar. Saat itu imam membaca satu ayat dan saya mengaitkannya dengan DNA."
Dr. Khan bangkit, meraih Al Qur'an di rak tertingginya. Al Qur'an itu lecek. Kombinasi yang menarik. Ilmuwan dan pecinta kitab suci.
Dr. Khan mencium Al Qur'an dan membuka halaman tertentu.
"Audhu billahi min asy syatan ir-rajiim. Bismillah Ir-Rahma Ir Rahiim. Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wafi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-Haqq..., Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan Kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran."
"Surat apa itu?"
"Fussilat ayat 53. Kamu mungkin pernah mendengar ilmuwan non muslim bernama Keith Moore?"
"Rasanya. Bisa menyegarkan ingatan saya?"
"Keith Moore ahli embriologi. Setelah membaca Qur'an, dia melihat kesamaan antara penjelasan Qur'an dengan ilmu modern. Dari sini, bisa kita simpulkan Qur'an memberikan bukti kebenaran dalam diri kita. Empat belas abad yang lalu, mikroskopis belum dikenal.
Saya lantas menyadari Qur'an memiliki beberapa tingkatan arti. Sebagian hanya diketahui Allah.
Ketika mendengar surat itu, saya lihat 'ayatinaa', menggunakan kata yang sama maknanya dengan ayat Allah. Dan 'ayatinaa' ini ada di dalam diri manusia. Saya mempelajari genetik. Saya memperkirakan ayat yang dimaksud ada dalam DNA kita."
"Spekulasi bukan?"
"Pertama kali, ya. Selanjutnya saya memperoleh petunjuk samar. Ada kemungkinan ayat Qur'an bagian gen manusia. Satu hal yang perlu dicatat, banyak DNA hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut junk DNA atau DNA sampah. Masya Allah, ternyata area itu jauh dari makna sampah. Sebaliknya itu adalah kata dari Allah, Pencipta, tanda kebesaran Allah, bahwa Allah yang memberi nafas kehidupan kita."
"Bagaimana Anda menguji hipotesa Anda dan dengan siapa lagi Anda mendiskusikan ini?"
"Lab Gen mendapatkan proyek dari pemerintah untuk meneliti gen dan kecerdasan. Ketika ide ini muncul, kami sedang berkonsentrasi pada area kromosom 19. Saya berdiskusi dengan adik lelaki saya, Imran. Imran ahli analisa sistem. Saya mengajaknya berpikir tentang cara menemukan ayat Qur'an dalam kromosom 19.
Ini pekerjaan sulit. Kami harus menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari kodon melalui sistem perlambangan dan meneliti apakah kombinasi itu menghasilkan ayat Qur'an.
Januari tanggal 2, pukul 2 pagi lalu kami menemukan ayat yang pertama, alhamdulillah. Audhu billahi min asy syatan ir-rajiim. Bismillah Ir-Rahma Ir-Rahiim. Iqra bismi rabbika ladzi khalq. Bacalah dengan nama Tuhan yang menciptakan!"
"Ayat yang juga pertama diturunkan pada Rasulullah saw?"
"Ya! Saya juga terkejut. Begitu kami menemukan ayat pertama, ayat yang lain muncul satu demi satu secara cepat. Sejauh ini kami telah menemukan 1/10 ayat Qur'an. Setelah itu tersendat. Kendalanya masih banyak gen yang belum diteliti ilmuwan.
Walaupun kami ingin menyebarkan penemuan kami secepatnya, kami harus meyakinkan kepala kami terpasang dengan benar. Beberapa pekan lalu saya berdiskusi dengan beberapa ahli genetik. Semoga penemuan ini bisa disebarluaskan musim gugur ini.
Saya yakin penemuan ini luar biasa dan saya berani mempertaruhkan karir saya untuk ini. Saya telah membicarakan penemuan saya dengan dua rekan lab saya. Percayalah, ini kali pertama Clive dan Martin (dua rekan kerja) mau berdiskusi tentang agama atau Islam. Saya juga menyurati dua ilmuwan yang selama ini sinis terhadap Islam; Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreismann dari Universitas Berlin. Saya yakin mereka takkan sinis lagi."
"Subhanallah. Bisakah saya melihat ayat yang ditemukan itu?"
Dr. Khan menyodorkan dua halaman kertas. Yang satu dipenuhi huruf T,C,G, dan A. Yang lain huruf Arab yang jelas terbaca, bahkan 'Qaf' dengan dua titiknya. Saya menanyakan artinya.
"Surat Al Baqarah ayat 6; bagi orang tak beriman, sama saja bagi mereka apakah kamu akan mengingatkan mereka atau tidak; mereka tak akan percaya. Halaman yang satu lagi memuat kombinasi nucleotida. Setiap tiga kode melambangkan satu huruf Arab."
Dr. Khan menarik satu kertas lagi yang memuat huruf A, T, G, dan C secara vertikal untuk nucleotida pertama dan horizontal untuk yang kedua dan ketiga. "Bukan asam amino yang kita dapatkan, melainkan dua kode menghasilkan satu huruf Arab. Bahkan ada satu kodon yang melambangkan tanda berhenti ayat. Subhanallah, penemuan ini benar-benar rahmat besar."
"Apakah ada pesan untuk para pembaca?"
"Semoga penerbitan buku saya, 'Qur'an dan Genetik' semakin menyadarkan umat Islam, Islam jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa memisahkan agama dari ilmu, politik, pendidikan, atau seni. Semoga non muslim menyadari, tak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama."
Saya menghirup minuman saya, menatap mata coklat Dr. Khan seksama. Saya yakin, saya insya Allah sedang menatap masa depan umat..
Jika pernah menonton film Star Trek tentu mengenal kata ini: Beam me up! Lalu hilanglah orang itu dan berpindah ke suatu tempat. Itulah teknologi teleportasi yang masih menjadi impian sampai saat ini. Tapi, laboratorium fisika Australian National University (ANU) baru-baru ini sukses memindahkan sinar dari satu tempat ke tempat lain sejauh sekitar 1 m dalam sekedipan mata saja.
Menurut pimpinan proyek Lam Ping Koy, ada kedekatan antara apa yang dicapai timnya dengan berpindahnya orang dalam film fiksi-ilmiah Star Trek.
Akan tetapi ia menambahkan, masih jauh kemungkinan memindahkan makhluk hidup. "Pada tataran teori, tidak ada yang menghalangi kami untuk melakukannya. Tapi kompleksitasnya persoalan yang sangat besar membuat tak seorang pun yang memikirkan hal itu untuk saat ini," katanya oada pada suatu konferensi pers.
Bagaimanapun, ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan tidak jauh lagi untuk bisa memindahkan benda padat dari satu lokasi ke lokasi lainnya. "Perkiraan saya ... dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun ke depan mungkin ada orang lain yang bisa melakukan teleportasi terhadap satu atom," kata Dr. Lam yang sudah bergulat dengan persoalan teleportasi sejak tahun 1997.
Persoalan yang menyangkut teleportasi manusia adalah karena ada triliunan atom pembentuk tubuh manusia yang harus dikumpulkan dan dianalisis oleh sebuah mesin. "Untuk menganalisis satu atom saja kita belum mampu," tambah Dr. Lam.
Pintu bagi persoalan itu bisa dibuka jika dikembangkan sistem komunikasi supercepat dan superaman, seperti komputer kuantum. Para fisikawan percaya bahwa komputer kuantum bisa mengatasi kelemahan komputer klasik dalam memecahkan persoalan jutaan kali lebih cepat.
Teleportasi menjadi salah satu topik terpanas dalam bidang fisika mekanika kuantum dalam beberapa dekade belakangan. Itu semenjak lab IBM di Amerika memberikan dukungan bagi upaya ini tahun 1993. Sejak itu, sekitar 40 lab di seluruh dunia mulai melakukan uji coba pada bidang ini.
Idenya adalah jika partikel kuantum seperti elektron, ion, dan atom memiliki sifat-sifat yang sama, pada dasarnya semua adalah sama. Maka, jika sifat-sifat partikel kuantum pembentuk sebuah objek direproduksi di dalam grup partikel lain, akan terjadi duplikasi yang sama persis dengan objek aslinya. Dengan begitu, hanya informasi tentang sifat-sifat partikel yang diperlukan yang dikirim. Bukan partikelnya. Ketidakmampuan untuk meneruskan informasi inilah yang masih menjadi batu sandungan.
Para peneliti dari lab ANU tadi mengeksploitasi satu fenomena apa yang disebut quantum entanglement yang menghubungkan unsur dari dua photon cahaya yang tercipta bersamaan. Dengan begitu, kedua unsur cahaya tadi bisa dibuat dan dikirim ke tempat yang berbeda. "Kita telah mengumpulkan miliaran photons, menghancurkannya secara bersamaan, lalu menciptakannya kembali di tempat lain," kata Dr. Lam.
Anggota tim, Warwick Bowen menyatakan bahwa teleportasi sinar laser pertama yang berhasil dilakukan pada 23 Mei 2002. Beberapa uji selanjutnya menuai kesusksesan yang sama dengan menggunakan transporter seukuran mobil mungil.
"Ini semacam percobaan rumit yang tidak seorang pun tahu apakah partikel yang di uji bekerja sebagaimana mestinya sampai kamu melakukannya .. dan nyatanya sistem kami sangat bagus," katanya.
Jika manusia sudah bisa diteleportasi, maka musnahlah alat transportasi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel di atas diambil dari Intisari. Teleportasi adalah “memindahkan” obyek/materi dari satu tempat ke tempat lain. Wah …negara tetangga kita, Australia, udah bisa teleportasi. Gimana dengan Indonesia ? Tahu gak, sebenernya fenomena teleportasi di Indonesia itu udah ada, bahkan sebagian kecil masyarakat udah memanfaatkannya. Mungkin pernah denger, ada orang yang bisa pergi kemana aja hanya sekejap mata. Atau di beberapa kasus ditemukan benda di dalam tubuh, seperti paku, jarum, senjata tajam, batu, dll yang katanya “dikerjain” sama seseorang. Atau hal-hal “mistis” atau “gak masuk akal” lain yang berkenaan dengan pemindahan suatu benda dlm sekejap mata. Masyarakat Indonesia umumnya masih memandang hal tersebut itu aneh, mistis, gaib, gak masuk akal, pekerjaan jin, dsb. Coba deh, dipikirin lagi secara mendalam, bandingkan dengan hukum2x fisika, hal tsb akan dapat diterangkan secara ilmiah dan logis, walaupun masih dalam tataran hipotesis. Pada dasarnya fenomena2x yang dapat “ditangkap” oleh indera manusia tidak terlepas dari hukum fisika. Sekarang tergantung kita, apakah mau memikirkan fenomena2x yang terjadi di sekeliling kita. Masih banyak fenomena yang menunggu untuk kita pikirkan dan diterapkan menjadi sebuah teknologi.
Sana'a--RoL-- Pengetahuan sejak turun temurun bagi sebagian besar kaum Muslimin bahwa Hawa, ibu dari sekalian umat manusia diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam.
Sebagian besar ulama pun sering menyampaikannya di acara-acara ceramah bahwa memang Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, yang dari keduanya umat manusia berkembang sampai hari kiamat kelak.
Beberapa dai yang muncul di layar-layar kaca (TV) tidak sekalipun menyebutkan adanya perbedaan atau polemik ulama dan fuqaha (ahli fiqh) tentang asal penciptaan Siti Hawa sehingga pendapat tersebut sepertinya telah baku. Tapi beberapa ulama kontemporer tidak sependapat dengan keyakinan umum itu.
Masalah penciptaan ummul bashar (ibu umat manusia) tersebut kembali diangkat oleh sejumlah ulama belum lama ini. "Ibunda Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam adalah keyakinan yang keliru," kata DR. Abdul Ghani Shama, seperti dikutip harian Al-Bayan, Jumat (20/4). Menurut Penasihat Menteri Wakaf Mesir itu, keduanya diciptakan dari materi yang sama, sedangkan keyakinan yang berkembang selama ini adalah berasal dari israiliyat (kisah-kisah yang tidak jelas asalnya).
"Banyak kisah tentang penciptaan Hawa, sebagian menyebutkan dari tulang rusuk bengkok Nabi Adam, sebagian kisah menyebutkan dari tulang rusuk lurus. Ada juga yang menyebutkan bahwa saat Nabi Adam terbangun tiba-tiba di sampingnya telah ada Siti Hawa," kata DR. Aminah Nuseir.
Guru besar Aqidah dan Filsafat di Universitas Al-Azhar Kairo itu mengingatkan bahwa kisah-kisah tersebut tidak ada dasarnya semuanya adalah 'israiliyat' yang tidak bisa dijadikan dasar. "Akidah Muslim yang benar adalah baik Adam maupun Hawa berasal dari nafsun wahidah (yang satu) yang sangat jelas dipaparkan oleh Al-Qur'an. Jadi tidak perlu ditafsirkan dengan kisah-kisah yang tidak jelas," katanya.
Hal senada juga ditandaskan oleh pakar Muslim, Abdul Fatah Asakir. "Pendapat sebagian ulama yang menyebutkan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam, tidak tepat, karena ia diciptakan dari jenis yang sama". Menurut dia, sejumlah hadis yang menjadi sandaran sebahagian ulama tentang Siti Hawa sanadnya (penukil hadis) lemah. Ia menyebutkan sejumlah hadis tersebut yang ia ragukan keabsahannya.
Tidak mengerti
Tetapi, ulama lain mengingatkan bahwa mereka yang tidak mengakui Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, tidak mengerti Islam, sebab ayat dalam Al-Qur'an jelas bahwa yang dimaksud dengan nafsun wahidah adalah Nabi Adam.
"Dengan demikian Hawa dijadikan dari nafsun wahidah artinya diciptakan dari Nabi Adam lalu umat manusia berkembang dari keduanya," kata DR. Musthafa Al-Shuk'ah, anggota Lembaga Riset Islam Mesir. Ia menolak pendapat yang menyebutkan bahwa penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam adalah didasarkan pada 'israiliyat'.
"Mereka yang mengatakan 'israiliyat' harus takut kepada Allah," ujarnya lagi. Penegasan yang sama juga dikemukakan oleh DR. Ahmed Taha, guru besar fiqh lintas mazhab. "Setiap orang yang berkeyakinan bahwa Hawa tidak diciptakan dari tulang rusuk Adam adalah keyakinan yang tidak benar," katanya.
Ia juga menyebutkan dalil dari ayat Al-Qur'an yang sama dari dalil ulama yang mengingkari Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam. "Hadis lebih menjelaskan lagi bahwa ibunda Hawa memang berasal dari tulang rusuk Nabi Adam," tuturnya. Antara
Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis orbitnya/, Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ? Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. 35:41)
Semesta raya ini berasal dari Alma' yang diberi Rawasia.Rawasiya merupakan turunan kata rasa /meneguhkan, mengikat, menambat/, dan dengan demikian memiliki arti peneguh, pengikat, penambat atau gaya alami yang menyusun tata letak dan tata gerak semesta.
Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang mengatur matematika tata letak dan tata gerak semesta. Pertama adalah gravitasi yang membuat materi bermassa saling tarik. Kedua adalah elektromagnetika yang bekerja pada muatan listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron. Ketiga adalah interaksi lemah yang mengikat inti atom. Dan keempat adalah interaksi kuat yang mengikat partikel yang menyusun inti atom.
Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun meski semua benda-benda angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia tetapi masing-masingnya mempunyai daya tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada jarak sesuatu planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari.
Semakin dekat suatu planet pada matahari semakin kecillah daya tarik magnetnya dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu. Sebaliknya bila suatu planet jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya lebih besar dan atmosfirnya lebih tipis. Demikian pula susunan bintang-bintang yang mengorbit dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai tariknya.
Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan Simple, untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri: Dari utara keselatan membujur Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi ini 3600 dalam waktu 24 jam /tepatnya 23 Jam 56 menit/.
Hal itu berlaku berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan magnet negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang dimiliki matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan adanya tarik menarik antara bumi dan matahari disepanjang jaman. Bumi berputar disumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.
Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahari. Kutub selatan bumi menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang ditarik oleh kutub selatan matahari.
Unsur magnet yang dikutub utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi dan perantukannya bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung. Jadi magnet bumi ini hanya keluar dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini membeku praktis dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian kita namakan dengan sistem Simple.
Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di selatan,terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah tempat sejauh maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100 kilometer. Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut :
Dan Dia tempatkan Rawasia di bumi untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang dan garis edaran agar kamu mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan matahari /bintang-bintang/ mereka /akan/ mendapat petunjuk.(QS. 16:15-16)
Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah equator bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika pada kedua tanggal itu orang memperhatikan kompas akan kelihatanlah kedua jarumnya tepat menunjuk kearah utara dan selatan kutub putaran bumi. Ini memperlihatkan bahwa antara kedua ujung Rawasia bumi terbentuk segitiga sama kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga.
Adakalanya matahari itu miring keselatan, penanggalan waktu itu mencatat tanggal 22 Desember, berlakulah puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan puncak musim dingin dibelahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari berada maksimal diutara dan berlakulah siang yang panjang dibelahan utara bumi dan malam yang panjang dibelahan selatan.
Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum kompas berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagai dikatakan tadi : Ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama kaki dengan matahari.
Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh pada matahari karena daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya /gravitasi/ pada matahari sebagai pusat orbit. Daya lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut orang dengan Equillibrium, karena itu sampai sekarang bumi yang kita diami ini senantiasa berputar beredar mengelilingi matahari.
AlQur'an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa, tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal yang menyebabkan setiap planet itu berputar disumbunya sembari membawanya berkeliling matahari.
Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan daya jatuhnya ditiadakan ?
Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan matahari sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35:41 diatas. Jadi tenaga centrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya kita terbentur kepada : Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu ?
Suatu cara adalah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal, bila putaran itu semakin cepat akan semakin besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah daya gravitasi, akhirnya daya jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.
Tentu orang akan heran : bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan ?
Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat berupa piring dempet yang ditengahnya tempat penumpang :
1. Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
2. Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
3. Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta
perlengkapan dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.
Perlu ada satu mesin yang memutar dua piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara ataukah yang mengangkat roket Apollo dari bumi.
Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak udara sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak kekiri oleh Negatif disambut tolakan kekanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur begitu rupa hingga hal itu jadi tenaga untuk mengangkat pesawat yang bebas gravitasi atau pinggiran itu boleh pula licin saja maka tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan dari dalam seperlunya.
Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah ditimbulkan oleh satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang Neutral. Semakin cepat putarannya akan semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh kebumi, karenanya pesawat itu dapat turun naik dengan mudah atau berhenti diudara.
Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana ada mesin yang memutar Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat itu tidak goncang. Kecepatan putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral itu sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif harus lebih berat.
Bagian Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif dan Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk terdapat dipusat Positif, yaitu diatas pesawat. Pinggiran yang tipis dari Neutral diberi saluran-saluran penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan serta untuk keperluan lainnya.
Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang kebal peluru, tak membutuhkan landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, water proff, dapat leluasa untuk berbagai keperluan didarat dilaut dan diangkasa bebas tanpa bobot. Baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, efektif, tidak memerlukan bantuan dan pengawasan dari pangkalannya.
Pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini terlihat dari ayat AlQur'an berikut :
Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya.(QS. 21:79)
Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala.
Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS. 34:12-13)
Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi dan lain sebagainya sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan tekhnologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan !