Jika pernah menonton film Star Trek tentu mengenal kata ini: Beam me up! Lalu hilanglah orang itu dan berpindah ke suatu tempat. Itulah teknologi teleportasi yang masih menjadi impian sampai saat ini. Tapi, laboratorium fisika Australian National University (ANU) baru-baru ini sukses memindahkan sinar dari satu tempat ke tempat lain sejauh sekitar 1 m dalam sekedipan mata saja.
Menurut pimpinan proyek Lam Ping Koy, ada kedekatan antara apa yang dicapai timnya dengan berpindahnya orang dalam film fiksi-ilmiah Star Trek.
Akan tetapi ia menambahkan, masih jauh kemungkinan memindahkan makhluk hidup. "Pada tataran teori, tidak ada yang menghalangi kami untuk melakukannya. Tapi kompleksitasnya persoalan yang sangat besar membuat tak seorang pun yang memikirkan hal itu untuk saat ini," katanya oada pada suatu konferensi pers.
Bagaimanapun, ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan tidak jauh lagi untuk bisa memindahkan benda padat dari satu lokasi ke lokasi lainnya. "Perkiraan saya ... dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun ke depan mungkin ada orang lain yang bisa melakukan teleportasi terhadap satu atom," kata Dr. Lam yang sudah bergulat dengan persoalan teleportasi sejak tahun 1997.
Persoalan yang menyangkut teleportasi manusia adalah karena ada triliunan atom pembentuk tubuh manusia yang harus dikumpulkan dan dianalisis oleh sebuah mesin. "Untuk menganalisis satu atom saja kita belum mampu," tambah Dr. Lam.
Pintu bagi persoalan itu bisa dibuka jika dikembangkan sistem komunikasi supercepat dan superaman, seperti komputer kuantum. Para fisikawan percaya bahwa komputer kuantum bisa mengatasi kelemahan komputer klasik dalam memecahkan persoalan jutaan kali lebih cepat.
Teleportasi menjadi salah satu topik terpanas dalam bidang fisika mekanika kuantum dalam beberapa dekade belakangan. Itu semenjak lab IBM di Amerika memberikan dukungan bagi upaya ini tahun 1993. Sejak itu, sekitar 40 lab di seluruh dunia mulai melakukan uji coba pada bidang ini.
Idenya adalah jika partikel kuantum seperti elektron, ion, dan atom memiliki sifat-sifat yang sama, pada dasarnya semua adalah sama. Maka, jika sifat-sifat partikel kuantum pembentuk sebuah objek direproduksi di dalam grup partikel lain, akan terjadi duplikasi yang sama persis dengan objek aslinya. Dengan begitu, hanya informasi tentang sifat-sifat partikel yang diperlukan yang dikirim. Bukan partikelnya. Ketidakmampuan untuk meneruskan informasi inilah yang masih menjadi batu sandungan.
Para peneliti dari lab ANU tadi mengeksploitasi satu fenomena apa yang disebut quantum entanglement yang menghubungkan unsur dari dua photon cahaya yang tercipta bersamaan. Dengan begitu, kedua unsur cahaya tadi bisa dibuat dan dikirim ke tempat yang berbeda. "Kita telah mengumpulkan miliaran photons, menghancurkannya secara bersamaan, lalu menciptakannya kembali di tempat lain," kata Dr. Lam.
Anggota tim, Warwick Bowen menyatakan bahwa teleportasi sinar laser pertama yang berhasil dilakukan pada 23 Mei 2002. Beberapa uji selanjutnya menuai kesusksesan yang sama dengan menggunakan transporter seukuran mobil mungil.
"Ini semacam percobaan rumit yang tidak seorang pun tahu apakah partikel yang di uji bekerja sebagaimana mestinya sampai kamu melakukannya .. dan nyatanya sistem kami sangat bagus," katanya.
Jika manusia sudah bisa diteleportasi, maka musnahlah alat transportasi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel di atas diambil dari Intisari. Teleportasi adalah “memindahkan” obyek/materi dari satu tempat ke tempat lain. Wah …negara tetangga kita, Australia, udah bisa teleportasi. Gimana dengan Indonesia ? Tahu gak, sebenernya fenomena teleportasi di Indonesia itu udah ada, bahkan sebagian kecil masyarakat udah memanfaatkannya. Mungkin pernah denger, ada orang yang bisa pergi kemana aja hanya sekejap mata. Atau di beberapa kasus ditemukan benda di dalam tubuh, seperti paku, jarum, senjata tajam, batu, dll yang katanya “dikerjain” sama seseorang. Atau hal-hal “mistis” atau “gak masuk akal” lain yang berkenaan dengan pemindahan suatu benda dlm sekejap mata. Masyarakat Indonesia umumnya masih memandang hal tersebut itu aneh, mistis, gaib, gak masuk akal, pekerjaan jin, dsb. Coba deh, dipikirin lagi secara mendalam, bandingkan dengan hukum2x fisika, hal tsb akan dapat diterangkan secara ilmiah dan logis, walaupun masih dalam tataran hipotesis. Pada dasarnya fenomena2x yang dapat “ditangkap” oleh indera manusia tidak terlepas dari hukum fisika. Sekarang tergantung kita, apakah mau memikirkan fenomena2x yang terjadi di sekeliling kita. Masih banyak fenomena yang menunggu untuk kita pikirkan dan diterapkan menjadi sebuah teknologi.
Sana'a--RoL-- Pengetahuan sejak turun temurun bagi sebagian besar kaum Muslimin bahwa Hawa, ibu dari sekalian umat manusia diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam.
Sebagian besar ulama pun sering menyampaikannya di acara-acara ceramah bahwa memang Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, yang dari keduanya umat manusia berkembang sampai hari kiamat kelak.
Beberapa dai yang muncul di layar-layar kaca (TV) tidak sekalipun menyebutkan adanya perbedaan atau polemik ulama dan fuqaha (ahli fiqh) tentang asal penciptaan Siti Hawa sehingga pendapat tersebut sepertinya telah baku. Tapi beberapa ulama kontemporer tidak sependapat dengan keyakinan umum itu.
Masalah penciptaan ummul bashar (ibu umat manusia) tersebut kembali diangkat oleh sejumlah ulama belum lama ini. "Ibunda Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam adalah keyakinan yang keliru," kata DR. Abdul Ghani Shama, seperti dikutip harian Al-Bayan, Jumat (20/4). Menurut Penasihat Menteri Wakaf Mesir itu, keduanya diciptakan dari materi yang sama, sedangkan keyakinan yang berkembang selama ini adalah berasal dari israiliyat (kisah-kisah yang tidak jelas asalnya).
"Banyak kisah tentang penciptaan Hawa, sebagian menyebutkan dari tulang rusuk bengkok Nabi Adam, sebagian kisah menyebutkan dari tulang rusuk lurus. Ada juga yang menyebutkan bahwa saat Nabi Adam terbangun tiba-tiba di sampingnya telah ada Siti Hawa," kata DR. Aminah Nuseir.
Guru besar Aqidah dan Filsafat di Universitas Al-Azhar Kairo itu mengingatkan bahwa kisah-kisah tersebut tidak ada dasarnya semuanya adalah 'israiliyat' yang tidak bisa dijadikan dasar. "Akidah Muslim yang benar adalah baik Adam maupun Hawa berasal dari nafsun wahidah (yang satu) yang sangat jelas dipaparkan oleh Al-Qur'an. Jadi tidak perlu ditafsirkan dengan kisah-kisah yang tidak jelas," katanya.
Hal senada juga ditandaskan oleh pakar Muslim, Abdul Fatah Asakir. "Pendapat sebagian ulama yang menyebutkan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam, tidak tepat, karena ia diciptakan dari jenis yang sama". Menurut dia, sejumlah hadis yang menjadi sandaran sebahagian ulama tentang Siti Hawa sanadnya (penukil hadis) lemah. Ia menyebutkan sejumlah hadis tersebut yang ia ragukan keabsahannya.
Tidak mengerti
Tetapi, ulama lain mengingatkan bahwa mereka yang tidak mengakui Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, tidak mengerti Islam, sebab ayat dalam Al-Qur'an jelas bahwa yang dimaksud dengan nafsun wahidah adalah Nabi Adam.
"Dengan demikian Hawa dijadikan dari nafsun wahidah artinya diciptakan dari Nabi Adam lalu umat manusia berkembang dari keduanya," kata DR. Musthafa Al-Shuk'ah, anggota Lembaga Riset Islam Mesir. Ia menolak pendapat yang menyebutkan bahwa penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam adalah didasarkan pada 'israiliyat'.
"Mereka yang mengatakan 'israiliyat' harus takut kepada Allah," ujarnya lagi. Penegasan yang sama juga dikemukakan oleh DR. Ahmed Taha, guru besar fiqh lintas mazhab. "Setiap orang yang berkeyakinan bahwa Hawa tidak diciptakan dari tulang rusuk Adam adalah keyakinan yang tidak benar," katanya.
Ia juga menyebutkan dalil dari ayat Al-Qur'an yang sama dari dalil ulama yang mengingkari Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam. "Hadis lebih menjelaskan lagi bahwa ibunda Hawa memang berasal dari tulang rusuk Nabi Adam," tuturnya. Antara